Jelang Robo-Robo, Pusaka Kerajaan Diarak Keluar Istana Amantubillah, Dicuci di Benteng Kota Batu

Table of Contents
Meriam Sigondah, salahsatu pusaka Istana Amantubillah Mempawah saat dibawa ke Benteng Kota Batu utuk dibersihkan jelang puncak peringatan Robo-Robo di Mempawah. Foto Humas Polres Mempawah

JURNAL GALAHERANG - Suasana sakral dan penuh khidmat menyelimuti prosesi budaya Cuci Pusaka Istana Amantubillah Mempawah, Senin sore, 18 Agustus 2025. 

Pencucian pusaka kerajaan ini menjadi rangkaian pembuka acara budaya Robo-Robo sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Kegiatan budaya ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 18 hingga 20 Agustus 2025.

Sebagai bagian dari rangkaian peringatan tradisi tahunan Robo-Robo, pusaka kerajaan terlebih dahulu diarak dari Istana Amantubillah menuju Benteng Kota Batu, Kelurahan Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur.

Dalam perjalanan, pusaka mendapat pengawalan khusus oleh Laskar Istana Amantubillah yang tampil gagah dengan pakaian serba hitam dan kuning. 

Kehadiran laskar dengan balutan warna khas kerajaan itu menambah kewibawaan prosesi, sekaligus menciptakan suasana sakral penuh makna.

Selain itu, jalannya kegiatan turut mendapat dukungan pengamanan dari personel Polres Mempawah dan Polsek Mempawah Timur sehingga berlangsung aman dan tertib.

Sesampainya di benteng, laskar kemudian menggiring satu per satu pusaka, mulai dari meriam (gondah), tombak, keris, pedang, hingga benda pusaka lainnya. 

Baca juga : Wabup Mempawah Tekankan Persiapan Matang, Polres Siap Amankan Festival Budaya Robo-Robo 2025

Semua pusaka itu kemudian dibersihkan secara khidmat menggunakan air yang sudah dicampur jeruk nipis.

Prosesi ini disaksikan langsung oleh Raja Muda Wirabuana Muhammad Hafidz Adinugraha, putra dari Yang Amat Mulia (YAM) Raja Mempawah ke-XIII, Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim.

Ketua Panitia Robo-Robo Istana Amantubillah, M. Azwan Ghazali, menegaskan bahwa pencucian pusaka merupakan wujud perhatian terhadap peninggalan leluhur sekaligus warisan budaya yang harus dirawat.

“Cuci pusaka bukan sekadar ritual, tetapi memiliki makna mendalam. Tujuannya untuk menjaga pusaka kerajaan, merawat sejarah, serta menanamkan nilai budaya agar generasi muda tetap mengenali jati diri Mempawah,” ungkapnya.

Penulis : Apri