Sembang Pantun Pagar Budaya di Bumi Galaherang Mempawah, Seru dan Penuh Makna
![]() |
Kegiatan Kopi Pantun dan Sembang Pantun Pagar Budaya yang digelar di Cafe Kopi Tiam Mempawah dan ajang Car Free Day di Waterfront Mempawah. Foto Istimewa |
JURNAL GALAHERANG - Tradisi lisan berpantun kembali menggema di Bumi Galaherang, Kabupaten Mempawah.
Dalam rangka menyongsong 105 Hari Pantun Nasional (Hartunas), komunitas Serumpun Berpantun Kalimantan Barat bersama Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Mempawah menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Kopi Pantun (Kopan) dan Sembang Pantun Pagar Budaya, Sabtu-Minggu, 30-31 Agustus 2025.
Acara dimulai pada Sabtu malam di Café Kopi Tiam Mempawah. Sejumlah pemantun dari berbagai daerah unjuk kebolehan, di antaranya Agus Muare, Nur Iskandar, Cek Zul, Aryadi M. Nuh, Ahmad Sahari, hingga Ismail. Tidak ketinggalan, para pemantun pemula juga tampil dalam “jual-beli pantun” yang membuat suasana semakin hidup.
Kemeriahan berlanjut pada Minggu pagi di ajang Car Free Day Pasar Mempawah. Gelaran Sembang Pantun Pagar Budaya sukses menarik perhatian masyarakat. Warga antusias 'membeli' pantun-pantun indah yang dilantunkan, sekaligus ikut meramaikan tradisi lisan Melayu yang penuh makna.
Menurut Muhardi selaku Pengurus MABM Kabupaten Mempawah, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya merawat, menjaga, dan melestarikan budaya berpantun sebagai identitas Melayu. Terlebih, pantun telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda.
“Kami berterima kasih kepada para pemantun Serumpun Berpantun Kalbar di bawah asuhan DPP MABM Kalbar, serta Kopi Pantun Mempawah yang berkenan menjadikan Mempawah sebagai tuan rumah perdana kegiatan ini,” ungkap Muhardi.
Sebagai penutup, Muhardi membacakan dua pantun penuh makna:
Sahabat berkatun indah dan mewah
Berseri katun terbentang di taman
Berdaulat pantun di Bumi Mempawah
Lestari pantun sepanjang zaman
Kala destar berenda nilam
Tentulah dana santun mendayu
Bila bergetar nada alam
Itulah madah pantun Melayu
Penulis : Apri